Rabu, 21 Oktober 2015

KOMPAS.COM (Media Online)


MEDIA PROFILE

KOMPAS.COM

A. Sejarah Berdiri

Kompas.com dimulai pada tahun 1995 dengan nama Kompas Online. Kompas online pada awalnya berperan sebagai edisi internet dari Harian Kompas. Kemudian pada tahun 1998 Kompas Online bertransformasi menjadi Kompas.com dengan berfokus pada pengembangan isi, desain, dan strategi pemasaran yang baru. Kompas.com pun memulai langkahnya sebagai portal berita terpercaya di Indonesia. 

Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 2008 Kompas.com tampil dengan perubahan penampilan yang signifikan. Mengusung ide “Reborn”, Kompas.com membawa logo, tata letak, hingga konsep baru di dalamnya, Menjadi lebih kaya, lebih segar, lebih elegan dan tentunya tetap mengedepankann unsur use-friendly dan advertiser-friendly.
 
Sinergi ini menjadikan Kompas.com sebagai sumber informasi lengkap, yang tidak hanya menghadirkan berita dalam bentuk teks, namun juga gambar, video, hingga live streaming. Perubahan ini pun mendorong bertambahnya pengunjung aktif Kompas.com di awal tahun 2008 yang mencapai 20 juta pembaca aktif perbulan, dan total 40 juta page views/impression perbulan. Saat ini, Kompas.com telah mencapai 120 juta page view perbulan.

Pada tahun tersebut juga ditampilkan channel-channel atau kanal-kanal di halaman depan Kompas.com. Kanal-kanal ini didesain sesuai dengan tema berita dan membuat setiap pengelompokan berita memiliki karakter. Kanal-kanal tersebut antara lain adalah : Kompas Female, Kompas Bola, Kompas Health, Kompas Tekno, Kompas Entertainment, Kompas Otomotif, Kompas Properti, Kompas Images, Kompas Karier.

Pada tahun 2013, Kompas.com kembali melakukan perubahan yaitu, tampilan halaman yang lebih rapih dan bersih serta fitur baru yang lebih personal. Setiap orang memiliki preferensi dan kebutuhan berita yang berbeda. Kompas.com mencoba memahami kebutuhan pembaca yang beragam dengan menghadirkan fitur personalisasi. Jadi, pembaca dapat dengan mudah memilik sendiri berita apa yang ingin mereka baca.

 B. Data Teknis
 
Jangkauan dan Profile Pembaca



Profile Pemilik
Kompas.com berada dibawah naungan Kompas Gramedia dengan nama perusahaan PT. Kompas Cyber Media, yang didirikan oleh P.K. Ojong dan Jakob Oetama dengan posisi Jakob Oetama sebagai Presiden Director dan Agung Adiprasetyo sebagai CEO. Dikarenakan pada pembahasan mengenai Kompas (surat kabar harian) sebelumnya sudah mengulas profile tentang Jakob Oetama dan P.K. Ojong sebagai pendiri Kompas. Maka dari itu, pada pembahasan profile kali ini saya mengangkat profile dari Agung Adiprasetyo sebagai CEO Kompas Gramedia yang juga tokoh penting dalam terbentuknya situs berita online Kompas.com.

Agung Adiprasetyo lahir di Semarang. Setelah menamatkan sekolah mengengah umum di SMA Loyola ia diterima di Jurusan Bisnis IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta. Selulus dari Sanata Dharma pada 1981, Agung kembali ke Semarang dan bekerja sebagai karyawan di bagian akuntansi sebuah perusahaan distribusi dan perdagangan. Tak mau hanya sekedar ”begini-begini saja”, ia kemudian mengambil kesempatan melanjutkan studi di Institut Pendidikan dan Pengembangan Manajemen (IPPM) Menteng, Jakarta, hingga meraih gelar Magister Manajemen.

Pada masih belajar di IPPM pada 1982, Agung menerima tawaran bekerja di bagian keuangan PT. Gramedia. Mula-mula sebagai tenaga magang, mengerjakan proyek antardepartemen yang melibatkan urusan keuangan dan akuntansi sambil menyelesaikan studi. Setelah menjadi karyawan tetap, ia mendapatkan kesempatan rotasi bekerja di beberapa unit bisnis, mulai dari Hotel Santika, koran daerah, dan beberapa majalah. Agung juga membantu mengurus departemen promosi, sirkulasi, dan iklan harian Kompas, Kontan, dan Bola, serta harian berbagasa Inggris The Jakarta Post. Agung menikmati pekerjaan apa saja, mulai dari tukang stempel koran untuk bukti iklan, menerima pesanan di konter iklan, hingga analisis anggaran dan pemasaran. Baginya, semua pekerjaan harus pernah dirasakan karena pengalaman kerja tak mungkin didapat dari bangku sekolah.

Bagi Agung, saat paling berkesan sepanjang kariernya adalah ketika pada tahun 1998 saat tengah masa krisis keuangan di Indonesia ia diangkat sebagai Direktur Bisnis sekaligus GM Iklan Kompas. Pengalaman ikut membawa Kompas melewatu masa krisis sampai survive merupakan pengalaman yang dianggap paling berharga. Sebab, menurut keyakinannya, dalam kondisi yang buruk orang justru bisa diuji dengan baik dan juga dapat belajar sesuatu yang lebih baik. Setelah itu Agung diberi kesempatan mengelola televisi, dan kemudian, pada 2006, diangkat menjadi CEO Kompas Gramedia sampai sekarang. Pada tahun 2009, Agung terpilih sebagai salah satu CEO terbaik. Selain berkarier di Kompas Gramedia, Agung sempat menjadi pengajar periklanan di Akademi Grafika Trisakti selama 19 tahun (1991-2010). Ia juga aktif menulis untuk Kompas, harian Kontan, dan majalah Fortube. Traveling dan menikmati dunia kuliner adalah kegiatan waktu luang yang disenangi Agung.

Rate Card Iklan






C. Analisa Media

Situs berita online Kompas.com termasuk situs yang banyak dikunjungi oleh masyarakat saat ini yang juga sangat up to date dan tidak kalah saing dengan situs berita online lainnya. Lalu, adanya unsur-unsur yang berbeda seperti audio visual yang menampilkan tidak hanya dalam bentuk teks tapi ada foto, video\ dan radio streaming membuat pembacanya dapat melihat informasi dengan lebih jelas. Terlebih lagi, berita yang kita dapatnya juga tidak hanya berita nasional dari dalam negeri, berita dari seluruh mancanegara pun bisa kita dapatkan pada saat kita mengakses Kompas.com.


Selain itu, para pengunjung situs Kompas.com juga dapat memberikan kritik, saran, pengaduan ataupun tanggapan atas suatu masalah kepada redaksi Kompas.com yang nantinya akan ditayangkan halaman website. Dengan adanya surat pembaca tersebut bagi saya sangatlah bagus dan mendukung masyarakat kita untuk bebas berbicara dan menyampaikan pendapat mereka.

Terakhir, mengenai desain web yang ditampilkan Kompas.com menurut saya masih terlalu sederhana dan polos. Dan juga, dari segi berita Kompas.com juga terkadang terkesan “hanya cepat tapi tidak akurat”, mungkin gak hanya Kompas.com saja yang melakukan hal semacam ini. Kebanyakan dari situs berita online di Indonesia sekarang pun hanya mengutamakan kecepatan dalam memberikan berita tanpa di kaji lebih mendalam lagi sehingga menjadi berita yang benar-benar real dan akurat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar