Senin, 19 Oktober 2015

KOMPAS (Media Cetak)

MEDIA PROFILE
KOMPAS 

A. Sejarah Berdiri

Ide awal penerbitan harian ini datang dari Jenderal Ahmad Yani, yang mengutarakan keinginannya kepada Frans Seda untuk menerbitkan surat kabar yang berimbang, kredibel, dan independen. Frans kemudian mengemukakan keinginan itu kepada dua teman baiknya, P.K. Ojong (1920-1980) dan Jakob Oetama yang pada waktu itu sudah mengelola majalah Intisari yang terbit tahun 1963. Ojong langsung menyetujui ide itu dan menjadikan Jakob Oetama sebagai editor in-chief pertamanya.

Awalnya harian ini diterbitkan dengan nama Bentara Rakyat.Salah satu alasannya, kata Frans Seda, nama Bentara sesuai dengan selera orang Flores. Majalah Bentara, katanya, juga sangat populer di sana. Atas usul Presiden Sukarno, namanya diubah menjadi Kompas, pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan dan hutan rimba.

Setelah mengumpulkan tanda bukti 3000 calon pelanggan sebagai syarat izin penerbitan, akhirnya Kompas terbit pertama kali pada tanggal 28 Juni 1965. Pada mulanya kantor redaksi Kompas masih menumpang di rumah Jakob Oetama, kemudian berpindah menumpang di kantor redaksi Majalah Intisari. Pada terbitan perdananya, Kompas hanya terbit dengan empat halaman dengan iklan yang hanya berjumlah enam buah. Selanjutnya, pada masa-masa awal berdirinya (1965) Koran Kompas terbit sebagai surat kabar mingguan dengan 8 halaman, lalu terbit 4 kali seminggu, dan hanya dalam kurun waktu 2 tahun telah berkembang menjadi surat kabar harian nasional dengan oplah mencapai 30.650 eksemplar.

Seiring dengan pertumbuhannya, seperti kebanyakan surat kabar yang lain, harian Kompas saat ini dibagi menjadi tiga bagian (section), yaitu bagian depan yang memuat berita nasional dan internasional, bagian berita bisnis dan keuangan, bagian berita olahraga dan iklan baris yang disebut dengan klasika. Harian Kompas diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara.

B. Data Teknis 

Jangkauan dan Profile Pembaca
Kompas merupakan bacaan keluarga, dibaca oleh anak-anak, remaja, hingga dewasa, dengan jumlah pembaca laki-laki dan perempuan seimbang. Sehingga jumlah pembaca Kompas setiap harinya mencapai lebih dari 1.700.000. Survey terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar pembaca KOMPAS berasal dari kelas menengah ke atas, tercermin dari kondisi keuangan dan latar belakang pendidikan mereka. Bahkan sebanyak 60% lebih pembaca KOMPAS adalah mereka yang telah menempuh pendidikan tinggi di universitas.

Profil pembaca KOMPAS jelas yakni segmen menengah ke atas (SES AB 54%), pendidikan tinggi 61% (diploma ke atas), usia produktif 64% (20-40 tahun). Segmen menengah ke atas, berpendidikan tinggi, dan berada pada usia produktif adalah profil pembaca Kompas. Kompas adalah barometer mereka untuk mencari produk-produk terbaik untuk ditukar dengan uang mereka.

Data demografi tersebut memperlihatkan bahwa KOMPAS telah menjadi pedoman dan sumber informasi bagi mereka yang identik sebagai agen pembaharuan yang berperan dalam proses demokrasi di Indonesia. 

Profile Pemilik
Jakob Oetama. Beliau lahir di Borobudur, Magelang, 27 September 1931, dia merupakan wartawan dan salah satu pendiri surat kabar Kompas. Jakob adalah putra seorang pensiunan guru di Sleman, Yogyakarta. Setelah lulus SMA (Seminari) di Yogyakarta, ia mengajar di SMP Mardiyuwana (Cipanas, Jawa Barat) dan SMP Van Lith Jakarta. Tahun 1955, ia menjadi redaktur mingguan Penabur di Jakarta. Jakob kemudian melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta dan Fakultas Sosial Politik UGM Yogyakarta. Karir jurnalistik Jakob dimulai ketika menjadi redaktur Mingguan Penabur tahun 1956. Pada April 1961, Ojong mengajak Jakob membuat majalah baru bernama Intisari, isinya sari pati perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia. Majalah bulanan Intisari terbit pertama kali Agustus 1963. Selanjutnya kisah sukses intisari dilanjutkan dengan mendirikan sebuah Koran harian yang di beri nama KOMPAS. Hal ini terjadi pada tahun 1965, dimana pada masa itu Indonesia sedang di sibukan oleh ancaman pemberontakan PKI. 

Dari perkembangan kompas inilah, kemudian berdirilah kelompok usaha KOMPAS GRAMEDIA. Framedia adalah nama yang di gunakan untuk member label pada usaha toko buku.hingga kini kelompok kompas gramedia dibawah kendali Jacob oetama sudah melebarkan sayapnya di bebagai bidang usaha termasuk diantaranya mengelola bisnis hotel serta sempat berkiprah didunia jurnalistik pertelevisian.

Dibawah kepemimpinan Jacob oetama telah terjadi metamorfosis pers dari pers yang sektarian menjadi media massa yang merefleksikan inclusive democracy. Pengalaman kerja di bidang jurnalisme dimulai dari editor majalah Penabur, Ketua Editor majalah bulanan Intisari, Ketua Editor harian Kompas, Pemimpin Umum/Redaksi Kompas, dan Presiden Direktur Kelompok Kompas-Gramedia. Sejumlah karya tulis Jacob Oetama, antara lain, Kedudukan dan Fungsi Pers dalam Sistem Demokrasi Terpimpin, yang merupakan skripsi di Fisipol UGM tahun 1962, Dunia Usaha dan Etika Bisnis (Penerbit Buku Kompas, 2001), serta Berpikir Ulang tentang Keindonesiaan (Penerbit Buku Kompas, 2002). Jacob juga berkiprah dalam berbagai organisasi dalam maupun luar negeri. Beberapa diantaranya pernah menjadi Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Anggota DPR Utusan Golongan Pers, Pendiri dan Anggota Dewan Kantor Berita Nasional Indonesia, Anggota Dewan Penasihat PWI, Anggota Dewan Federation Internationale Des Editeurs De Journaux (FIEJ), Anggota Asosiasi International Alumni Pusat Timur Barat Honolulu, Hawai.

Jakob Oetama adalah penerima doktor honoris causa ke- 18-yang dianugerahkan UGM setelah sebelumnya gelar yang sama dianugerahkan UGM kepada Kepala Negara Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah. Promotor Prof Dr Moeljarto Tjokrowinoto dalam penilaiannya menyatakan, jasa dan karya Jakob Oetama dalam bidang jurnalisme pada hakikatnya merefleksikan jasa dan karyanya yang luar biasa dalam bidang kemasyarakatan dan kebudayaan. Ia juga telah memberikan pengaruh tertentu kepada kehidupan pers di Indonesia. Dalam pertimbangannya, UGM menilai Jacob Oetama sejak tahun 1965 berhasil mengembangkan wawasan dan karya jurnalisme bernuansa sejuk, yaitu "kultur jurnalisme yang khas", wawasan jurnalistik yang berlandaskan filsafat politik tertentu. Kultur jurnalisme itu telah menjadi referensi bagi kehidupan jurnalisme di Indonesia.

Rate Card Iklan 
Dibawah ini akan adalah rate card iklan dari surat kabar harian KOMPAS :


KOMPAS REGULER
Jenis Ukuran Harga Keterangan
Display BW, Min. 40 mmk Rp 140.000, -/ mmk

FC, Min. 810 mmk  Rp 188.000, -/ mmk

FC, Hal 3 ( KK) min 1.890 mmk Rp 235.000, -/ mmk

FC, Hal 5 ( KK) min 1.890 mmk Rp 231.500, -/ mmk Senin-Jumat

FC, Hal 5 ( KK) min 1.890 mmk Rp 215.000, -/ mmk  Sabtu-Minggu
Banner Halaman 1 ( per insersi) FC, 7 x 50 mmk Rp 248.000.000,-  Senin-Jumat

FC, 7 x 70 mmk  Rp 308.500.000,- Senin-Jumat

FC, 7 x 100 mmk Rp 399.000.000,- Senin-Jumat
HALAMAN 17 7 x 100 mmk Rp 250.000.000,-
Advertorial dan korporatorial ( per mmk) BW, Min. 810 mmk Rp 135.000, -/ mmk
FC, Min. 810 mmk Rp 181.000, -/ mmk
Liputan Khusus/Inspiratorial


- Halaman Utama FC, 7 x 150 mmk Rp 182.000,-/mmk
- Display BW, Min. 810 mmk Rp 120.000,-/mmk

FC, Min. 810 mmk Rp 164.000,-/mmk
- Advertorial BW, Min. 810 mmk Rp 123.000,-/mmk

FC, Min. 810 mmk Rp 167.000,-/mmk
Prospektus/ RUPS/ Laporan Keuangan/ IPO ( per mmk)  BW, Min. 40 mmk Rp 65.000, -/ mmk
FC, Min. 810 mmk Rp 95.000, -/ mmk
Seremonia (per kavling)**  BW, 2 kol (90mm) x 100mm Rp 19.000.000,-/kavling

FC, 2 kol (90mm) x 100mm Rp 23.500.000,-/kavling
Sponsor


- Navigasi (per insersi), SESI 1  80 mm x 20 mm, BW Rp 34.500.000,-/insersi

80 mm x 20 mm, FC Rp 82.500.000,-/insersi
- Navigasi (per insersi), SESI 2 80 mm x 20 mm, FC Rp 20.000.000,-/insersi

80 mm x 100 mm, FC Rp 50.000.000,-/insersi
- Sponsor artikel Minggu BW, 90mm X 20mm Rp 11.000.000,-/insersi

FC, 90mm X 20mm Rp 17.500.000,-/insersi
Halaman Olahraga  FC, 5 kolom X 15 mm Rp 30.000.000,-/insersi

FC, 5 kolom X 20mm Rp 37.000.000,-/insersi
KUPING SESI 2


- Sponsor Index Saham 5 x 20 mmk Rp 29.500.000,-
- Sponsor Kilat Kawat Int'l 80 x 100 mmk Rp 38.500.000,-



KOMPAS KLASIKA
Jenis Ukuran Harga Keterangan
IKLAN KOLOM  Klasika BW, min. 40 mmk


- Nusantara Rp 65.000, -/ mmk

- Batavia Rp 55.500, -/ mmk
IKLAN DISPLAY Klasika BW, min. 40 mmk


- Nusantara Rp 76.000, -/ mmk

- Batavia Rp 64.500, -/ mmk

Klasika FC, min. 1.080 mmk


- Nusantara Rp 117.000, -/ mmk

- Batavia Rp 97.000, -/ mmk
Iklan Pulau/Island Ad BW,Min. 450mmk, Maks. 2.430mmk


- Nusantara Rp 101.500,-/mmk

- Batavia Rp 89.500,-/mmk

FC, Min. 1.080mmk, Maks. 2.430mmk


- Nusantara Rp 108.000,-/mmk

- Batavia Rp 96.000,-/mmk
Karir ( terbit Nusantara) BW, min. 50 mmk Rp 71.500, -/ mmk min 1 x 50 mmk = 3,3 x 5 cm

FC, min. 1.080 mmk Rp 109.000, -/ mmk
Duka Cita & Ucapan Terima Kasih*  BW, < 300mmk


- Nusantara Rp 50.000,-/mmk

- Batavia Rp 42.500,-/mmk

BW, > 300mmk


- Nusantara Rp 59.000,-/mmk

- Batavia  Rp 51.500,-/mmk

FC, min. 300mmk


- Nusantara Rp 95.000,-/mmk

- Batavia Rp 82.000,-/mmk
Iklan kolom - Nusantara Rp 73.000, -/ mmk tinggi min. 20mm, maks. 150mm

- Batavia Rp 62.000, -/ mmk
Iklan Baris - Nusantara Rp 58.000,-/baris min. 3 baris, maks. 12 baris

- Batavia Rp 47.500,-/baris
- Baris Teks Warna, Cyan - Nusantara Rp 73.000,-/baris min. 3 baris, maks. 12 baris

- Batavia Rp 64.500,-/baris
- Baris Background** - Nusantara Rp 83.000,-/baris min. 3 baris, maks. 12 baris

- Batavia Rp 75.000,-/baris
- Kop by Request***,BW - Nusantara Rp 61.000,-/baris min. 22 baris, maks. 50 baris

- Batavia Rp 53.000,-/baris
- Sponsor KOP  - Nusantara Rp 800.000,-/baris 1 x 15mmk

- Batavia Rp 700.000,-/baris
- Logo (Iklan baris dengan logo 10 baris),BW - Nusantara Rp 790.000,-/baris Logo: 15mm x 20mm
- Batavia Rp 695.000,-/baris
- Picture (Iklan baris bergambar)**** BW - Nusantara Rp 1.000.000,-/baris picture: 1 x 25mmk + 3 baris, - Teks BW
- Batavia Rp 900.000,-/baris
- Nusantara Rp 62.000,-/baris @Biaya Tambahan
- Batavia Rp 53.500,-/baris
Teks cyan - Nusantara Rp 1.175.000,-/baris

- Batavia Rp 1.020.000,-/baris

- Nusantara Rp 73.500,-/baris @Biaya Tambahan

- Batavia Rp 65.000,-/baris
- Drop Cap, BW, teks - Nusantara Rp 61.000,-/baris min. 3 baris, maks. 12 baris

- Batavia Rp 52.500,-/baris
- Drop Cap, Cyan, teks - Nusantara Rp 77.000,-/baris

- Batavia Rp 69.000,-/baris
- Baris Berjudul, BW, teks - Nusantara Rp 61.000,-/baris min. 3 baris, maks. 12 baris

- Batavia Rp 51.000,-/baris
- Baris Berjudul, Cyan, teks - Nusantara Rp 81.500,-/baris

- Batavia Rp 74.000,-/baris
Keterangan Iklan Reguler :Ukuran Lebar Kolom Kompas, Halaman Reguler :
1 kolom: 43mm, 2kolom: 90mm, 3kolom: 137mm, 4kolom: 184mm, 5kolom: 231mm, 6kolom: 278mm, 7kolom: 325mm

* ) Display FC Halaman 3 atau 5 ( per mmk) Sudah termasuk 1 kali pemuatan di Harian KONTAN.

Penempatan halaman
disesuaikan dengan ketersediaan halaman di Harian KONTAN. Maksimal 1 minggu dari pemuatan di KOMPAS.
* * ) 1 kavling = 2kol ( 90mm) x 100mm, maksimum 2 kavling terbit Selasa & Minggu.

Keterangan Iklan Klasika :
Ukuran Lebar Kolom Kompas, Halaman Klasika :
1 kolom: 33mm, 2kolom: 69,5mm, 3kolom: 106mm, 4kolom: 14,25mm, 5kolom: 179mm, 6kolom: 215,5mm, 7kolom: 252mm, 8kolom: 288,5mm, 9kolom: 325mm.

*) Iklan Duka Cita yang materinya melewati waktu penanganan seksi Klasika, selama tempat masih tersedia dapat ditempatkan pada halaman reguler dengan ukuran dan tarif reguler.
Tarif berlaku hanya untuk pengiklan individu. Untuk pengiklan perusahaan dan materi In Memoriam diberlakukan tarif display umum. **) Warna background disesuaikan dengan kategori iklan.
***) Terdiri dari Sponsor KOP dan Iklan Baris.
****) Penambahan Baris maks. 2 baris.

C. Analisa Media

KOMPAS adalah salah satu surat kabar yang paling sering saya baca setiap hari. Konten nya pun segar dan selalu update, selain itu kompas juga tidak hanya menyajikan berita dari dalam negeri tapi berita-berita dari negara tetangga sampai internasional pun disajikan dalam bahasa yang mudah di baca dan diingat serta kualitas foto yang juga bagus membuat saya atau pembaca setia kompas lainnya pun merasa terpuaskan akan kebutuhan informasi sehari-hari.

Kemudian, sisi lain yang membuat saya tertarik adalah karena di kompas itu terdapat berita-berita tentang kebudayaan dan kuliner-kuliner Indonesia yang  biasanya di ulas pada edisi Sabtu-Minggu. Ada juga kontes foto keindahan alam Indonesia yang juga menurut saya menjadi nilai plus kompas. Bahkan, pada beberapa halaman di belakang juga terdapat komik-komik yang membawa pesan entah itu membahas tentang politik di Indonesia ataupun isu-isu lainnya yang sedang hangat di perbincangkan.

Untuk kedepannya, saya berharap surat kabar harian kompas bisa terus maju dengan menyajikan informasi-informasi terupdate dan mengulasnya dengan akurat. Selain itu, saya juga berharap konten-konten seperti kebudayaan dan keindahan alam Indonesia, profile sosok inspiratif, komik-komik berisi pesan moral, dan juga kontes-kontes yang menguji kekreatifan anak bangsa dapat terus di pertahankan atau bahkan bisa lebih berkembang lagi kedepannya. Saya juga berharap kalau keberadaan kompas online pun tidak membuat surat kabar harian kompas menurun karena masih banyak pekerja PR maupun mahasiswa yang membutuhkan artikel-artikel yang di cetak di surat kabar sebagai bahan presentasi, tugas, dll. 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar